Rony Zone : Lambang Pemerintahan Kabupaten/kota di Propinsi Jambi

Postingan kali ini saya ingin menampilkan beberapa lambang Pemerintahan di Kabupaten / Kota di Propinsi Jambi beserta arti dalam lambang / logo pemerintahan tersebut.

Lambang Propinsi

SEPUCUK JAMBI SEMBILAN LURAH



Pada logo Provinsi Jambi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 1969 tertera kalimat Sepucuk Jambi Sembilan Lurah.

PENGERTIAN LAMBANG DAERAH

  1. Bidang dasar persegi lima :
    Melambangkan jiwa dan semangat PANCASILA Rakyat Jambi.
  2. Enam lobang mesjid dan satu keris serta fondasi mesjid dua susun batu diatas lima dan dibawah tujuh : Melambangkan berdirinya daerah Jambi sebagai daerah otonom yang berhak mengatur rumahtangganya sendiri pada tanggal 6 Januari 1957.
  3. Sebuah mesjid :
    Melambangkan keyakinan dan ketaatan Rakyat Jambi dalam beragama.
  4. Keris Siginjai :
    Keris Pusaka yang melambangkan kepahlawanan Rakyat Jambi menentang penjajahan dan kezaliman menggambarkan bulan berdirinya Provinsi Jambi pada bulan Januari.
  5. Cerana yang pakai kain penutup persegi sembilan :
    Melambangkan Keiklasan yang bersumber pada keagungan Tuhan menjiwai Hati Nurani.
  6. GONG :
    Melambangkan jiwa demokrasi yang tersimpul dalam pepatah adat "BULAT AIR DEK PEMBULUH, BULAT KATO DEK MUFAKAT".
  7. EMPAT GARIS :
    Melambangkan sejarah rakyat Jambi dari kerajaan Melayu Jambi hingga menjadi Provinsi Jambi.
  8. Tulisan yang berbunyi: "SEPUCUK JAMBI SEMBILAN LURAH" didalam satu pita yang bergulung tiga dan kedua belah ujungnya bersegi dua melambangkan kebesaran kesatuan wilayah geografis 9 DAS dan lingkup wilayah adat dari Jambi : "SIALANG BELANTAK
  9. BESI SAMPAI DURIAN BATAKUK RAJO DAN DIOMBAK NAN BADABUR, TANJUNG JABUNG". 
sumber : http://www.jambiprov.go.id


1. Lambang Kota Jambi

Ketentuan mengenai Lambang dan Moto Kota Jambi diatur melalui Perda No. 15 tahun 2002, tentang Lambang Daerah Kota Jambi, yang ditetapkan di Jambi pada tanggal 21 Mei 2002, dan ditandatangani oleh Walikota Jambi, Drs. H. Arifien Manap, MM., dan Ketua DPRD Kota Jambi, H. Zulkifli Somad, SH., MM.

Lambang Kota Jambi ini  secara filosofis melambangkan identitas sejarah dan kebesaran Kerajaan Melayu Jambi dahulu, dimana didalam lambang tersimpul  pula secara simbolik kondisi geografis daerah, dan sosiokultural masyarakatnya. Makna yang tersirat dari benda-benda yang tertera didalamnya terrinci sebagai berikut :

BENTUK DAN UKURAN
Lambang Kota Jambi berbentuk Perisai dengan bagian yang meruncing dibawah, dikelilingi 3 (tiga) garis dengan warna bagian luar putih, tengah berwarna hijau dan bagian luar berwarna putih.
Garis hijau yang mengelilingi lambang pada bagian atas lebih lebar dan didalamnya tercantum tulisan "KOTA JAMBI" yang melambangkan nama daerah dan diapit oleh 2 buah bintang bersudut 5 berwarna putih, yang melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Jambi yang terdiri dari berbagai suku dan agama memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Warna dasar lambang berwarna biru langit.

ISI DAN ARTI LAMBANG

:: Senapan/Lelo, Gong & Angsa ::
 Setelah orang Kayo Hitam menikah dengan putri Temenggung Merah Mato yang bernama Putri Mayang Mangurai, maka oleh Temenggung Merah Mato anak dan menantunya itu diberilah sepasang Angsa serta Perahu Kajang Lako kemudian disuruh menghiliri aliran Sungai Batanghari untuk mencari tempat guna mendirikan kerajaan yang baru.
Kepada anak dan menantunya tersebut dipesankan bahwa tempat yang akan dipilih ialah dimana sepasang Angsa naik ketebing dan mupur di tempat tersebut selama dua hari dua malam.
Setelah beberapa hari menghiliri Sungai Batanghari kedua Angsa naik kedarat di sebelah hilir (Kampung Jam), kampung Tenadang namanya pada waktu itu. Dan sesuai dengan amanah mertuanya maka Orang Kayo Hitam dan istrinya Putri Mayang Mangurai beserta pengikutnya mulailah membangun kerajaan baru yang kemudian disebut "Tanah Pilih", dijadikan sebagai pusat pemerintahan kerajaannya (Kota Jambi) sekarang ini.
Sewaktu Orang Kayo Hitam menebas untuk menerangi tempat tersebut ditemukannya sebuah Gong dan Senapan/Lelo yang diberi nama "SITIMANG" dan "SIDJIMAT", yang kemudian kedua benda tersebut menjadi barang Pusaka Kerajaan Jambi yang disimpan di Museum Negeri Jambi.

:: Keris ::
 Keris tersebut bernama "KERIS SIGINJAI" dan merupakan lambang kebesaran serta kepahlawanan Raja dan Sultan Jambi dahulu, karena barang siapa yang memiliki keris tersebut dialah yang diakui sebagai penguasa atau berkuasa untuk memerintah Kerajaan Jambi.

:: Garis Biru 9 Buah ::
 Garis-garis ini melambangkan luasnya wilayah Kerajaan Jambi dahulu yang meliputi 9 buah lurah dialiri oleh anak-anak sungai (batang), masing-masing bernama :
1. Batang Asai
2. Batang Merangin
3. Batang Masurai
4. Batang Tabir
5. Batang Senamat
6. Batang Jujuhan
7. Batang Bungo
8. Batang Tebo
9. Batang Tembesi
Batang-batang ini merupakan Anak Sungai Batanghari yang keseluruhannya itu merupakan wilayah Kerajaan Jambi.

:: Garis Hijau 6 Buah ::
 Garis ini melambangkan bahwa wilayah Kota Jambi dahulunya secara administratif terdiri dari 6 kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Pasar Jambi
2. Kecamatan Jambi Timur
3. Kecamatan Jambi Selatan
4. Kecamatan Telanaipura
5. Kecamatan Danau Teluk
6. Kecamatan Pelayangan
Kecamatan-kecamatan ini dibentuk dengan SK Gubernur Jambi Tanggal 5 Juni 1965 NO. 9/A-I/1965.
Pada tahun 2002 wilayah Kota Jambi dimekarkan menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari 62 kelurahan berdasarkan Perda No. 35 tahun 2002. Dua kecamatan baru tersebut adalah Kecamatan Kota Baru dan Kecamatan Jelutung.

:: Pohon Pinang ::
 Pohon Pinang melambangkan asalnya isitlah atau perkataan "DJAMBE" dahulu yang kemudiam dipakai sebagai nama untuk menyebut daerah ini (Keresidenan Jambi, Propinsi Jambi dan Kota Jambi)
Istilah "JAMBI" ini berasal dari perkataan "DJAMBE" (bahasa Jawa). Dan "DJAMBE" ini nama sejenis Pohon Pinang. Istilah "DJAMBE" lama kelamaan berubah menjadi "DJAMBI". Dan terakhir karena ejaan yang disempurnakan maka istilah "DJAMBE" berubah pula menjadi JAMBI.

MOTTO "TANAH PILIH PESAKO BETUAH"
 Kota Jambi mempunyai motto "TANAH PILIH PESAKO BETUAH" yang tertera pada sehelai Pita Emas dibawah Lambang Kota Jambi, yang mengandung pengertian secara harfiah :
a. Tanah : permukaan bumi paling atas atau kondisi area suatu tempat.
b. Pilih : pilihan yang dipilih dari yang lain dengan teliti
c. Pesako : warisan
c. Betuah : memiliki kelebihan luar biasa (sakti) yang tidak dimiliki oleh yang lain

TANAH PILIH PESAKO BETUAH pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai berikut :
a. Melambangkan suatu pernyataan bahwa Kota Jambi adalah berasal dari tanah yang dipilih oleh Raja Jambi untuk dijadikan Pusat Pemerintahan Kerajaan Melayu Jambi yang diwariskan kepada kita yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang sangat berharga untuk kita jaga dan pelihara untuk kemudian kita wariskan kepada anak cucu kita kelak.
b. Menggambarkan kehidupan masyarakat Kota Jambi yang rukun, damai, aman, makmur dan sejahtera lahir-batin karena mengutamakan kegotongroyongan.

TANAH PILIH PESAKO BETUAH secara filosofis mengandung pengertian sebagai berikut :
"Bahwa Kota Jambi sebagai Pusat Pemerintahan Kota sekaligus sebagai Pusat Sosial Ekonomi serta Kebudayaan juga mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas, berpegang teguh dan terikat pada nilai-nilai adat istiadat dan hukum adat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku." 
sumber : http://www.kotajambi.go.id
 
2. Lambang Kabupaten Muaro Jambi


MOTTO
"SAILUN SALIMBAI"

 MAKNA
Semangat Kebersamaan/gotong-royong dalam segala aspek kehidupan masyarakat
  • PERISAI
Melambangkan perlindungan dan pertahanan dalam persatuan adat bersendi sarak
  • KUBAH MESJID
Melambangkan agama yang dianut sebagian besar penduduk Kabupaten Muaro Jambi yaitu Agama Islam.
Melambangkan bahwa tidak ada tempat bagi orang yang tidak beragama di Kabupaten Muaro Jambi.
  • ENAM GERBANG PINTU MESJID
Melambangkan 6 (enam) kecamatan awal terbentuknya Kabupaten Muaro Jambi

  • TIGA PULUH BUAH VENTILASI
Melambangkan jumlah awal keanggotaan DPRD Kabupaten Muaro Jambi

  • SUNGAI TERPUTUS
Melambangkan bahwa sebagian Kabupaten Muaro Jambi dilalui Sungai Batang Hari dan terputus karena melalui Kota Jambi.
Melambangkan salah satu potensi kehidupan dan sarana perhubungan masa lalu dan sekarang.
 
  • SELARAS DINDING CANDI 12 TINGKAT
Melambangkan Hari jadi Kabupaten Muaro Jambi yaitu pada tanggal 12
  • TANGGA SEPULUH TINGKAT
Melambangkan Bulan Hari jadi Kabupaten Muaro Jambi yaitu pada bulan Oktober

  • PONDASI CANDI, 9 PETAK KANAN, 9 PETAK KIRI
Melambangkan Tahun jadi kepahlawanan dan semangat perjuangan untuk menuju cita-cita

  • SEKIN
Melambangkan jiwa kepahlawanan dan semagat perjuangan untuk menuju cita-cita

  • KARET DAN KELAPA SAWIT
Melambangkan Potensi perkebunan masa lalu. sekarang dan akan datang di Kabupaten Muaro Jambi

  • MENARA PERTAMBANGAN MINYAK
Melambangkan potensi/aset minyak di Kabupaten Muaro Jambi

  • BUKU
          Melambangkan Pendidikan, dimana buku merupakan sumber dari Ilmu Pengetahuan.


Sumber : http://www.muarojambi.go.id/



3. Lambang Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar)


ARTI LAMBANG DAERAH
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
( Disahkan pada tanggal 20 Maret 2002 oleh DPRD Tanjab Barat )
  • Lambang daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat berbentuk perisai segi lima, bagian sudut bergaris tepi warna kuning cerah, dua buah garis tepi berwarna hitam yang melambangkan masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berideologi Pancasila dan menjalankan roda Pemerintahan berdasarkan UUD 1945.
  • Warna dasar lambang berwarna biru, yang menggambarkan kejujuran, kesucian dan kebijakan dalam segala aspek dari masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
  • Gambar bintang bersisi lima berwarna kuning yang terletak dibawah tulisan Tanjung Jabung Barat melambangkan bahwa bagaimanapun bentuk keanekaragaman yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tetap ber- Ketuhanan Yang Maha Esa .
  • Gambar Payung yang terletak dibawah gambar bintang, memiliki makna Tanjung Jabung Barat memiliki adat istiadat yang dapat mengayomi segala aspek kehidupan dalam masyarakat etnis, agama maupun budaya .
  • Gambar Bambu Runcing menyilang yang diikat dengan kain berwarna merah, melambangkan asal mula perjuangan rakyat Tanjung Jabung Barat. Sedangkan kain berwarna merah merupakan sebutan Pejuang Selempang Merah.
  • Gambar Perahu Layar menggambarkan salah satu potensi alam yang sangat menonjol dalam Tanjung Jabung Barat pada sektor peraian dan merupakan asal kehidupan masyarakat Tanjung Jabung Barat.
  • Garis Panjang Ombak yang melengkok-lengkok dibawah gambar perahu layar melambangkan masyarakat Tanjung Jabung Barat yang heterogen dengan keanekaragaman etnis, agama dan ras menjadi penopang tegak, maju dan berkembangnya Tanjung Jabung Barat dengan memanfaatkan potensi yang ada.
  • Gambar kerikil yang berbentuk daratan melambangkan bahwa Tanjung Jabung Barat merupakan daerah penghasil pertambangan yang sangat potensial.
  • Gambar lima buah batu bata putih menggambarkan jumlah kecamatan yang ada pada saat pemekaran. Tiga buah garis horizontal yang dibentuk oleh susunan batu bata melambangkan tiga sakti dari Proklamasi Republik Indonesia–sakti politik, ekonomi dan budaya.
  • Gambar gong berwarna coklat yang terletak dibawah gambar batu bata putih menggambarkan bahwa dalam pengambilan keputusan lebih mengutamakan kemufakatan, sebagaimana kata pepatah Bulat air dek pembuluh, bulat kata dek mufakat.
  • Gambar padi berwarna kuning berjumlah 10 biji pada sebelah kiri dan delapan biji sebelah kanan yang terletak disebelah kiri dalam lambang melambangkan pangan bagi masyarakat Tanjung Jabung Barat dan sekaligus mencerminkan sejarah dan tanggal dan bulan lahirnya Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 10 Agustus.
  • Gambar daun kelapa berwarna hijau yang berjumlah 65 helai yang terletak disebelah kanan gambar dalam lambang melambangkan bahwa masyarakat Tanjung Jabung Barat dapat berguna dimana dan kapan saja, sekaligus mencerminkan sejarah tahun lahirnya Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 1965.
  • Gambar rantai putih yang menghubungkan gambar padi dan kelapa melambangkan kesejahteraanma syarakat Tanjung Jabung Barat yang saling bantu membantu atau bekerja sama dalam setiap masalah yang dihadapi dalam masyarakat. Pada bagian bawah dalam lambang terdapat pita berwarna orange yang bertuliskan Serengkuh Dayung Serentak Ketujuan melambangkan bahwa masyarakat Tanjung Jabung Barat yang berbeda etnis dan agama bersama sama dalam memajukan Tanjung Jabung Barat yang sangat potensial untuk mencapai kabupaten yang lebih maju dan berkembang.

    sumber : http://www.tanjabbarkab.go.id/


4. Lambang Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim)

1. Pada Lambang Daerah Bagian Atas bertulis “Tanjung Jabung Timur“, berwarna hitam dengan dasar putih.
2. Garis Tepi yang melingkari Lambang Daerah berwarna hitam.
3. Bidang Dasar Lambang berbentuk Persegi Lima melambangkan jiwa dan semangat Pancasila dari masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
4. Padi dan Kapas

  • Melambangkan cita-cita masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam menciptakan dan mencapai kemakmuran sandang dan pangan.
  • Padi berjumlah 21 melambangkan tanggal, kapas berjumlah 10 melambangkan bulan dengan arti bahwa Kabupaten Tanjung Timur secara resmi berdiri pada tanggal, 21 Oktober 1999.
5. Api dan Obor : melambangkan Potensi Kabupaten Tanjung Jabung Timur kaya akan minyak dan gas bumi.
6. Gapura : Pintu Gerbang, karena Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan pintu masuk ke Provinsi Jambi melalui jalur air/sungai.
  • Pada Gapura terdapat Kubah Masjid melambangkan mayoritas masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur beragama Islam.
  • Pada Bagian Gapura terdapat Enam Pintu melambangkan enam Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan selalu membuka kerjasama dengan wilayah lain dalam upaya menciptakan perdamaian dan kemakmuran rakyatnya.
7. Tiga Susun Tangga : Melambangkan sejak berdirinya Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat 3 (tiga) Kelurahan.
8. Enam Buah Kotak Persegitiga : Merupakan salah satu senjata masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat 6 (enam) Kecamatan.
9. Senjata Kampilan : merupakan salah satu senjata masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur melambangkan sifat-sifat patriotik, keperwiraan dan kepahlawanan dari masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam menegakkan kebenaran.
10. Gong : melambangkan adat istiadat Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu berupa penyampaian pesan untuk bermusyawarah dari pemerintah kepada masyarakat.
11. Pelabuhan Samudera :
  • Pelabuhan Samudera merupakan pelabuhan Internasional pusat pelabuhan di Provinsi Jambi.
  • Pada Sisi Pelabuhan Samudera terdapat kotak-kotak yang berbentuk jajaran genjang terdiri dari 9 kota berwarna hitam dan 9 kotak berwarna kuning melambangkan Tahun 1999 berdirinya Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
12. Perahu Lancang Kuning : merupakan budaya masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur, perahu lancang kuning sebagai alat transportasi dan alat mencari ikan di laut (nelayan) dan mengangkut hasil bumi yang masih bertahan sampai sekarang.
13. Pita yang bertuliskan : “ Sepujuk Nipah Serumpun Nibung “ merupakan semboyan ke gotong-royongan, persatuan dan kesatuan serta musyawarah dan mufakat masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur bekerjasama dengan pemerintah, Lembaga adat dan Legislatif.
  • SEPUCUK NIPAH : melambangkan antara Pemerintah, Lembaga adat dan Legislatif yang senantiasa mengayumi masyarakat.
  • SERUMPUN NIBUNG : melambangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri dari berbagai etnis (suku) namun mereka tetap bersatu dalam membangun Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
  • NIPAH : sejenis tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat dipinggiran sungai di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagian besar dipergunakan untuk atap rumah.
  • NIBUNG : sejenis tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dapat dipergunakan untuk tongkat atau tiang, lantai dan dinding rumah.
Sumber : http://tanjabtimkab.go.id/
 

5. Lambang Kabupaten Batang Hari



1. Lambang berbentuk perisai segi lima dilingkari garis putih yang mengandung makna  
    kesucian.
2. Didalamnya terdapat warna, sebagai berikut :
·    Warna Hijau, melambangkan kesuburan.
·    Warna Kuning, melambangkan kekayaan alam dan keagungan serta kebesaran rakyat 
   Batanghari.
·    Warna Biru, menunjukkan sungai Batanghari yang mengalir membelah Kabupaten Batanghari.
3. Dalam perisai terdapat gambar :
·   Sungai bercabang dua menunjukkan geografi Batanghari, satu cabang ke kiri adalah 
   sungai Batang Tembesi dan cabang ke kanan sungai Batanghari.
·   Keris Siginjai, melambangkan kejayaan kerajaan dan perjuangan rakyat Jambi termasuk 
   rakyat Kab. Batanghari.
·    Menara Minyak, melambangkan banyaknya terdapat tambang minyak sebagai komoditi 
   utama.
·    Pohon Karet, melambangkan akan kesuburan dan kekayaan alam.
·    Puncak Mesjid, melambangkan masyarakat Batanghari yang agamis terutama agama islam.

Didalam lambang terdapat tulisan Kab. Batanghari sebagai nama kabupaten dan “Serentak Bak Regam, yang artinya menunjukkan watak dan adat rakyat
kab. Batanghari yang seiya sekata (musyawarah dan mufakat).


6. Lambang Kabupaten tebo




1.   Perisai persegi lima melambangkan Rukun Islam dan Ideologi Pancasila
2.   Kubah Mesjid melambangkan bahwa mayoritas Penduduk Kabupaten Tebo beragama Islam
3.   Pintu atau kotak-kotak pada kubah mesjid yang terdiri dari enam buah melambangkan bahwa 
      pada saat pembentukan Kabupaten Tebo terdiri dari enam kecamatan
4.   Padi nan duo belas kapas nan sepuluh melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran serta 
      tanggal bulan berdirinya Kabupaten Tebo
5.   Rantai sembilan di sebelah kanan dan sembilan di sebelah kiri melambangkan persatuan dan 
      kesatuan serta tahun berdirinya Kabupaten Tebo
6.   Kajang Lako melambangkan kebesaran dan merupakan alat transportasi pada masa 
      Kesultanan Jambi
7.   Gong melambangkan salah satu alat komunikasi dan alat kesenian masyarakat Kabupaten Tebo
8.   Tali berpintal tigo yang mengikat gong melambangkan kesenian adat, syara' dan Pemrintah
9.   Keris berlengkuk tujuh yang tidak memakai ulu melambangkan kepatuhan terhadap hukum 
      serta semangat menolak yang bathil dan khufur, tujuh bilangan ganjil berarti tidak memihak
10.  Galah dan Dayung, Galah adalah menunjukkan tekat untuk maju dan penolakan terhadap    
      budaya asing yang negatif, Dayung adalah tanda kekompakan, kebersamaan dan bahu
      membahu untuk mencapai tujuan bersama
11.  Sungai melambangkan bahwa Kabupaten Tebo didominasi oleh daerah aliran sungai dan juga
      merupakan sarana transportasi masyarakat
12.  Pita yang bertuliskan "SERENTAK GALAH SERENGKUH DAYUNG" melambangkan identitas sosial,
      jatidiri, masyarakat Kabupaten Tebo
13.  Keluk Paku dalam Tudung layar Kajang Lako melambangkan ragam bias Kabupaten Tebo


7. Lambang Kabupaten Bungo



Lambang bagi suatu daerah memiliki arti yang teramat dalam. Dari suatu lambang dapat di ketahui karakteristik suatu daerah dan juga kehidupan masyarakatnya. Begitu bermaknanya arti sebuah lambang, maka untuk membuatnyapun tidak segampang membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan orang-orang yang pandai untuk membuat suatu lambang dan arti dari lambang yang dibuat tersebut.
                Sampai saat ini, mungkin masih sedikit masyarakat Bungo yang mengetahui arti dari setiap gambar dan garis yang ada pada lambang Kabupaten Bungo.

Jumlah Kelopak Bunga Jambu Lipo Sebanyak 8 Helai
Melambangkan Kabupaten Bungo terdiri dari 8 buah eks marga yaitu Bathin II Ilir, Bathin II Babeko, Bathin VII Pelepat, Bathin III Ulu, Bathin V/VII Tanah Tumbuh, Tanah Sepenggal dan Jujuhan. Kemudian Bathin II Ilir dan Bathin II Babeko menjadi Kecamatan Muara Bungo, Bathin II Ulu dan Bathin VII menjadi Kecamatan Rantau Pandan, Marga Pelepat Menjadi Kecamatan Pelepat, Bathin V/VII menjadi Kecamatan Tanah Tumbuh, Marga Tanah Sepenggal menjadi Kecamatan Tanah Sepengggal dan Marga Jujuhan menjadi Kecamatan Jujuhan.

Ketayo Pelito dan Keris dengan latar belakang gung
Ketoya Pelito merupakan alat penerang/lampu, karya khas masyarakat Bungo serta Simbolis mengandung arti sebagai pelita yang tak kunjung padam adalah simbol masyarakat daerah ini yang tak kenal menyerah.

Keris dengan Lima Letukan Ujung Lancip yang berdiri tegak lurus dibelakang ketayo
Adalah lambang perjuangan  menentang penjajahan dan kemelaratan, dimana hal ini merupakan semangat juang terus hidup sepanjang zaman berdasarkan dan dipimpin oleh hikmah.
Serta melambangkan lima induk UU sebagai dasar hukum (adat), dasar kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Kubah Mesjid
Melambangkan keagamaan dan ketaqwaan serta kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, di mana masyarakat Kabupaten Bungo sangat meyakini dalam semua aspirasi dan etika masyarakat tidak akan tercapai tanpa ridho Tuhan YME, karena kepada-Nya lah manusia berserah diri.

Sembilan Belas Biji Padi dan Sepuluh Kuntum Bungo Dani saling impit rangkai diikat sebuah pita
Melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan masyarakat. Sedangkan jumlah biji sebanyak 19 buah sebagai lambang 19 dan 10 kuntum Bungo Dani sebagai lambang bulan 10, dimana tanggal dan bulan ini Daerah Tingkat II Kabupaten Bungo Tebo di resmikan yang tetap dipertahankan simbol Kabupaten Bungo sebagai kabupaten induk.

Pita Bertulis Motto Kabupaten Bungo dalam bahasa daerah bertulis langkah serentak limbai seayun yang bermaksud :
v       Sebagai pernyataan bahwa anak negeri mempunyai sifat watak dan pendirian.  Satu kata lahir dengan batin, sekato mulut dengan hati, satu kato dengan pembicaraan.
v       Anak negeri seiyo sekato bersama-sama pemimpin dalam membangun derah, mengutamakan musyawarah dan mufakat, memelihara persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
v       Masyarakat Kabupaten Bungo yang berdiam didalam negeri berpagar.

Undang, rumah berpagar adat, tepian berpagar baso, haruslah tudung menudung bak daun sirih, jahit menjahit bak daun petai, hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicecah, adat sama diisi, lembgo sama-sama dituang, peritah samo dipatuhi, bak saluko adat Berat samo dipikul ringan samo dijinjing, kebukit samo mendaki kelurah samo menurun ado samo dimakan idak samo dicari, seciap bak ayam sedencing bak besi, kok malang samo merugi bak balado samo mendapat serta terendam samo basah terampai samo kering.
Anak Negeri seukur, satu kata batin dengan penghulu (pimpinan) selarik sejajar, cerdik sehukum, malam seagama, tuo-tou searah seayun, anak-anak negeri seiyo sekato barulah bumi aman padi menjadi, rumput mudo kerbaunyo gemuk, baumo mendapat padi, menambang mendapat emeh (emas), buah-buahan segalo menjadi, baru basuo bak kato seluko adat keayik cemetik keno, kedarat durian gugur, lemang terbujur diatas dapur, anak negeri aman makmur.

Garis tebal berliku-liku sebanyak empat buah melambangkan adanya empat sungai besar dalam daerah Kabupaten Bungo yaitu Sungai Batang Tebo, Sungai Batang Bungo, Sungai Batang Pelepat dan Sungai Batang Jujuhan, dimana sungai-sungai tersebut sangat potensial sebagai sumber kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Dua garis tebal vertikel dan dua buah garis horizontal yang menjadi enam buah ruang yang hampir sama ukurannya.
Melambangkan bahwa Kabupaten Bungo adalah sebanyak enam kecamatan yaitu Muara Bungo,  Tanah Tumbuh, Pelepat,  Tanah Sepenggal, Rantau Pandan dan Jujuhan.

Rantai yang terletak pada posisi antara dua garis tebal melambangkan Kabupaten Bungo sebagai kabupaten induk berdiri tahun 1945. Sebagai simbol persatuan dan disiplin, sedangkan mata rantai yang berjumlah 65 buah melambangkan  tahun 65 (1965) sebagai tahun berdirinya Kabupaten Bungo.

WARNA LAMBANG
v       Merah, lambang keberanian yang terletak pada tulisan langkah Serentak Limbai Seayun dan Kabupaten Bungo serta pada api.
v       Hijau, lambang kesuburan terletak pada dasar lambang (hijau muda) dan kubah mesjid.
v       Kuning, lambang kebesaran terletak pada padi, gung dan latar belakang kubah mesjid.
v       Hitam, lambang kesetiaan terletak pada dua garis tebal pinggir dan garis pembagi lambang.
v       Putih, lambang kesucian terletak pada pita, kelompak Jambu Lipo dan pada Bungo Dani.

PERGERTIAN LAMBANG
v       Keagamaan, disimbolkan dengan melambangkan Kubah Mesjid.
v       Perjuangan, disimbolkan dengan Keris dan Pelito.
v       Perikehidupan rakyat, disimbolkan dengan padi dan Garis Sungai.
v       Kebudayaan, disimbolkan dengan Ketayo dan Gung.
Sumber : http://www.bungokab.go.id


8. Lambang kabupaten Sarolangun

Unsur – Unsur, Arti dan Makna Serta Warna Lambang Kab. Sarolangun
* Bentuk Lambang Persegi Lima :

Melambangkan kesetiaan Kabupaten Sarolangun pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Dasar Negara “ Pancasila ”.

* Perisai Berwarna Merah :

Melambangkan keberanian dan jiwa patriotism rakyat Kabupaten Sarolangun dalam menentang penjajahan pada masa lalu untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya.

* Dasar Warna Biru :

Melambangkan alam Kabupaten Sarolangun yang masih tenteram dan damai.

* Dasar Warna Hijau Berbukit-bukit :

Melambangkan wilayah Kabupaten Sarolangun yang masih subur makmur dengan bukit – bukit yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi Daerah Pertanian, Perkebunan dan Pertambangan. Bukit tersebut yaitu : Bukit Bulan, Bukit Tujuh, Bukit Rayo, Perbukitan Bantang Asai dan Cagar Alam Bukit Dua Belas.

* Qubah Masjid dan Lima Pintu Masjid :

Melambangkan ketaatan masyarakat Kabupaten Sarolangun dalam menjalankan ibadahnya kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mengamalkan seluruh isi sila-sila dari Pancasila.

* Tiga Tingkat Bangunan di Bawah Pucuk Masjid Berwarna Putih :

Melambangkan tampuk Pemerintahan Kabupaten Sarolangun yang terdiri dari eksekutif dan legislative serta mengikutsertakan masyarakat dalam membangun daerahnya disegala bidang dengan hati dan tulus ikhlas.

Jembatan Duo Sebandung :

Melambangkan cirri khas Kabupaten Sarolangun dengan adanya jembatan yang menjadi penghubung dan alat pemersatu dalam dan luar kota yang sangat berperan bagi pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Sarolangun.

* Empat Ruas Jembatan Gantung :

Melambangkan adanya empat kelurahan di Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun sewaktu Kabupaten ini berdiri.

* Lima Ruas Jembatan Lintas :

Melambangkan Lima sungai yang ada di Kabupaten Sarolangun, yaitu : Sungai Batang Asai, Batang Limun, Batang Air Hitam, Batang Merangin, dan Batang Tembesi.

* Kapas Warna Hitam :
Melambangkan Kesejahteraan Kabupaten Sarolangun.

* Tali Warna Coklat Tua :

Melambangkan ikatan persaudaraan dan tenggang rasa pada masyarakat Kabupaten Sarolangun.

* Padi Warna Kuning Emas :

Melambangkan kemakmuran masyarakat Kabupaten Sarolangun.

* Jumlah Kapas Dua Belas Tangkai Sepuluh Gelung, Dan Padi Kiri dan Kanan Berjumlah Sembilan Butir :

Melambangkan peresmian berdirinya Kabupaten Sarolangun pada tanggal 12 Oktober 1999.

* Warna Orange :

Melambangkan kemesraan dan keramahtamahan masyarakat Kabupaten Sarolangun.

* Warna Kuning :

Melambangkan kemuliaan hati masyarakat Kabupaten Sarolangun.

* Balai Adat :

Melambangkan tempat silang dan berpatut, tempat kusut berselesai.

* Warna Hitam Atap Balai Adat :

Melambangkan persatuan dan kesatuan Kabupaten Sarolangun.

* Satu Pintu dan Dua Jendela (Rumah) Adat :

Melambangkan pintu keluar masuknya Pimpinan Adat dalam menyelesaikan masalah adat (kusut tempat selesai, silang tempat berpatut) oleh Tiga Pimpinan, yaitu : Pimpinan Adat, Pimpinan Syarak, dan Pimpinan Pemerintahan yang disebut tali tigo sepilin.

* Enam Ruas Pintu Tengah Balai Adat :

Melambangkan Enam Kecamatan yang ada sewaktu berdirinya Kabupaten Sarolangun, yaitu : Kecamatan Sarolangun, Pauh, Mandiangin, Pelawan Singkut, Limun, dan Batang Asai.

* Dua Belas Takah Tangga Warna Putih :

Melambangkan adanya dua belas Margo yang ada di kabupaten Sarolangun sebagai asal-usul berdirinya kecamatan yang ada di Kabupaten Sarolangun. Marga tersebut yaitu :

1. Marga Batin V Sarolangun

2. Marga Batin VII Tanjung

3. Marga Simpang Tiga Pauh

4. Marga Air Hitam

5. Marga Batin VI Mandiangin

6. Marga Pelawan

7. Marga Datuk Nan Tigo

8. Marga Cermin Nan Gedang

9. Marga Bukit Bulan

10. Marga Batang Asai

11. Marga Sungai Pinang

12. Marga Batin Pengambang

* Sebuah Keris Lekuk Sembilan Warna Kuning Emas :

Melambangkan Kabupaten Sarolangun berada di bawah naungan sebuah Propinsi yang berlambang “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah “.

* Sebuah Gong :

Melambangkan kebudayaan dan Adat Istiadat Kabupaten Sarolangun , yaitu berupa penyampaian pesan dari bathin kepada masyarakat.

* Warna Coklat Muda Dinding Rumah :

Melambangkan tonggak penghubung antara adat dan sara’ yang tersimpul dalam pepatah adat yang berbunyi “Adat Bersendi Sara’, Sara’ Bersendi Kitabullah”.

* Motto Lambang Daerah “ Sepucuk Adat Serumpun Pseko”

Melambangkan Masyarakat Kabupaten Sarolangun bersama Pemerintah Daerah selalu menjunjung tinggi adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan bagian dari pusako Nenek Moyang yang sudah turun temurun dan merupakan warisan dan nilai budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan.




9. Lambang Kabupaten Merangin (Bangko)


1.  Warna merah melekat pada lis pinggir Lambang Daerah yang bersegi lima :
melambangkan keberanian.
2.  Warna biru terdapat pada dasar lambang daerah : melambangkan ketenteraman dan ketenangan.
3.  Warna biru laut terdapat pada gunung dan bukit : melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
4.  Warna hijau daun terdapat pada kelopak bunga kapas : melambangkan kesejahteraan.
5.  Warna kuning emas dan kuning tua terdapat pada rantai, padim dinding rumah adat dan gong melambangkan keuangan dan kejayaan.
6.  Warna putih dan putih perak terdapat pada seloko, mata pedang, mangkok sadapan karet, kubah mesjid, selubung cerano, bunga kapas dan mata gong : melambangkan kesucian.
7.  Warna coklat terdapat pada pohon karet dan kaki cerano : melambangkan kemakmuran.
8.  Warna merah kuning terdapat pada batu bata 2 tingkat : melambangkan kondisi tanah 
     yang ada di kabupaten Merangin 11,52% berwarna merah kuning (padsolid).


10. Lambang Kabupaten Kerinci


A.  Dasar Biru
      Daerah kerinci terletak dipegunungan
B.  Gunung dengan warna biru tua
      Gunung kerinci menunjukkan kebesaran alam Kerinci
C.  Masjid
     Melambangkan keteguhan masyarakat Kerinci terhadap Tuhan Yang Maha Esa
D.  Jenjang sebanyak 5 buah
     Penduduk kerinci mayoritas beragama islam dan taat menjalankan rukun Islam yang lima
E.  Lima buah jenjang dibawah masjid
     Menggambarkan penjiwaan penduduk akan pancasila
F.  Keris
     Menunjukkan kepahlawanan Rakyat Kerinci
G. Gong
     Menunjukkan persatuan Rakyat dan Ketinggian Kebudayaan
H.  Padi
     a.  Sepuluh di sebelah kiri menunjukkan tanggal 10
     b.  Sebelas disebelah kanan menunjukkan tanggal 11 (angka kelahiran kabupaten kerinci)
I.  Daun
     Lima helai di bagian kiri dan delapan helai di sebelah kanan menunjukkan tahun berdirinya Kabupaten 
     Kerinci yakni 1958
J.  Empat kunci
     Menunjukkan empat jenis pemuka masyarakat, yaitu: Alim ulama, depati ninik mamak, unsur pemerintah 
     dan pemuda 
K. Tulisan “Sakti Alam Kerinci”
     Merupakan moto/semboyan Pemerintah Kabupaten Kerinci


11. Lambang Kota Sungai Penuh


1.   Pigura
      Diambil dari bentuk atap rumah adat Kota Sungai Penuh.
2.   Pintu mesjid berjumlah 8 (Delapan)
      Tanggal terbentuknya Kota Sungai Penuh yaitu tangal 8 (delapan). Pucuk Larangan atau Undang yang
      delapan.
3.   Garis-garis yang melingkari Gong adalah Gema Gong berjumlah 11 (sebelas) garis
      Tanggal terbentuknya Kota Sungai Penuh yaitu tangal 8 (delapan). Pucuk Larangan atau Undang yang
      delapan.
4.   Padi dan Kapas (Padi = 20 Butir,Kapas = 8 Buah)
      Cita-cita Pemerintah Kota Sungai Penuh untuk mewujudkan Kondisi Masyarakat yang makmur sejahtera
      dalam sandang dan pangan. Padi 20 Butir dan Kapas 8 buah adalah tahun terbentuknya Kota Sungai
      Penuh yaitu Tahun 2008.
5.   Gong
      Kekuatan Kebudayaan dan adat istiadat Kota Sungai Penuh. Mempertahankan Kedaulatan Daerah.
      Penyampaian pesan dari bathin kepada masyarakat. Bermusyawarah untuk mufakat.
6.   Mesjid Agung Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh
      Mesjid Agung Kota Sungai Penuh adalah ikon Kota Sungai Penuh yang menyimpan sejarah
      (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Cagar Budaya) dan merupakan kebanggan masyarakat
      Kota Sungai Penuh dengan atap bertumpang 3 (tiga), berkaitan dengan 3 (tiga) filosofi hidup yang
      dijalankan sehari-hari, yaitu :
      a. berpucuk satu, melambangkan bahwa masyarakat Kota Sungai Penuh beriman  kepada Tuhan Yang
          Maha Esa;
      b. berjurai empat, melambangkan Kaum 4 jenis bersatu (Ulama, Adat, Cendikiawan dan Pemuda) dalam
          pembangunan Kota Sungai Penuh
      c. bertumpang tiga, adalah melambangkan keteguhan masyarakat dalam menjaga 3 pusaka yang telah
         diwariskan secara turun temurun yaitu pusaka Teganai, pusaka Ninik Mamak dan pusaka Depati.
 7.  Bintang Bersudut Lima
      Kesetiaan Masyarakat Kota Sungai Penuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
      berazaskan Pancasila
8.  Keris
     Sebagai Pusaka Suci peninggalan Depati-Depati yang melambang kan perjuangan rakyat Kota Sungai
     Penuh. Simbol dari menjunjung tinggi adat istiadat
9.  Bunga melati air
     Adalah stempel/cap yang tertera pada piagam/surat kuno baik yang berasal dari Jambi maupun Sumatera
     Barat masih banyak tersimpan pada tokoh-tokoh adat Kota Sungai Penuh. Ini bermakna secara
     kekerabatan Kota Sungai Penuh memiliki hubungan dengan Sumatera Barat, sedangkan dengan Jambi
     merupakan hubungan administrasi Pemerintahan yaitu Kota Sungai Penuh merupakan salah satu
     Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi.
10.Tulisan Incung
     Tulisan Incung Kuno yang terdapat hampir disetiap benda Pusaka Kota Sungai Penuh, tulisan ini telah
     digabungkan dan terbentuklah tulisan incung yang  artinya "SAHALUN SUHAK SALATUH
     BDEI". Ini berarti pula bahwa masyarakat Kota Sungai dari dulu sudah bisa menulis/membaca dan
     mempunyai SDM yang baik untuk berkomunikasi/bermasyarakat serta melakukan kegaiatan lain dalam
     kehidupan sehari-hari.
11.Sahalun Suhak Salatuh Bdei (motto daerah)
     Merupakan semboyan yang memperlihatkan kekompakan dan selalu bermusyawarah  untuk bermufakat
     dalam setiap pengambilan keputusan dengan satu kata dan perbuatan.
12.Latar Belakang perbukitan dan hamparan sawah
     Sebagian dari wilayah Kota Sungai Penuh merupakan perbukitan yang kaya akan potensi wisata
     alam. Hamparan lahan subur/ persawahan.Topografi perbukitan dan hamparan merupakan potensi
     sekaligus bentuk bentang alam Kota Sungai Penuh.Sungai Penuh ditetapkan sebagai Ibukota Kerinci
     berdasarkan besluit Pemerintah Belanda Nomor 13 Tahun 1909 tanggal 3 November 1909
     (STB Nomor 523).
13.Gambar ukiran keluk paku kacang belimbing
     Masyarakat Kota Sungai Penuh dalam menuntut ilmu tidak ada henti-hentinya seperti keluk paku dan
     akar kacang belimbing yang tidak bertemu ujung dan pangkalnya, menjalar terus menerus.

Rony Zone : Lagu Jambi.Ketimun Bungkuk(Lyrik dan Video)

video by Youtube

Ketimun Bungkuk (lyric Lagu)

malang nasib ketimun bungkuk dak masuk dalam timbangan 
malang nasib ketimun bungkuk dak masuk dalam timbangan
dak jugo dalam itungan aduh sayang...
apolagi masuk dalam idangan 
apolagi masuk dalam idangan

reff
malang nian nasib badan macam ketimun lain
di sapo dipilih kawan berego bukan main
malang nian nasib awak kemano badan di bawak
kemano kaki di anjak aduh sayang


jangan la beibo nian wahai ketimun bungkuk
esok subuh masih ayam bekukuk
segalonyo isi alam pasti ado duonyo
kalu ado malam ado siang nyo

Rony Zone : Lagu Jambi.Unduk Wak Kocai(Lyrik dan Video)

Video by Youtube


Unduk Wak Kocai (Lyric Lagu)


Unduk Wak Kocai...
ado kabar baru..
di dusun kito
ado cewek baru

Duduk di muko.
dio pake baju biru
senyum-senyum samo aku wak
cewek itu sangat lucu

Buayo makan cempedak
masak sekok di senaung
entah iyo tah idak
jangan buat aku bingung

memang dari dulu
Gawe kamu meloloi aku
kato kamu cewek tu lucu
sekali tengok maca sumbu lampu

Reff :
Unduk wak kocai..ngapo kau dak pecayo
yang aku lihat semuanyo itu nyato

memang lah aku dak pernah pecayo
di otak kamu isinyo cuma la batino

memang dari dulu wak
kau dak pernah pecayo
madak lah nyampe kini wak.
kau jadi bujang tuo.

Rony Zone : Lagu Jambi. Batik Jambi (Lyrik dan Video)

Video by Youtube


Batik Jambi (Lyric Lagu)

Malam lah iko malam bainai sayang(malam ini malam bainai )
esok luso kanti besanding (Besok lusa teman duduk di pelaminan)
mano lah kain nan kan di pakai (mana kain yang akan di pakai)
kain nan lamo idak sebanding (kain yang sudah lama tidak sebanding)


apolah pulak idak sebanding sayang (kenapa tidak sebanding..Sayang)
pakaian lamo tu elok jugo (Pakain yang lama masih bagus juga)
tekabar kanti duduk besanding (terdengar kabar teman hendak duduk pelaminan)
kito di rumah jangan belago (kita di rumah jangan bertengkar)


cubo la tengok tetanggo bang ( cobalah lihat tetangga...bang)
kain nyo elok bebungo-bungo (kain nya indah berbunga-bunga)
dak bosan mato memandang (tidak bosan mata memandang)
kain besulam benang berado (kain bersulam benang sutra)


oooii...kalulah itu nan adik katokan (kalaulah itu yang adik katakan)
rasonyo abang dak salah lagi (rasanya abang tak salah lagi)
kain tenamo tenunan seberang (kain ternama tenunan seberang "Sebrang kota Jambi sentra batik jambi")
itulah dio si batik Jambi (itula dia batik jambi)


Buah keduduk buah belimbing.....Sayang (Buah Keduduk Buah Belimbing...sayang)
jangan di petik di pagi hari (Jangan di petik pagi hari)
nengok penganten duduk besanding (lihat mempelai duduk di pelaminan)
kito beduo be batik jambi (kita berdua pakai Batik Jambi)

Rony Zone : Lagu Jambi. Mintuo Benci (Lyrik dan Video)

 video by youtube 






Mintuo Benci (Lyric Lagu)


Payah nian kalu mintuo benci    ( susah sekali kalau mertua benci )
apo nan di gawe dak kunjung jadi (setiap yang dikerjakan tidak pernah selesai)
awak nak kerumah inyo nyuruh ke sawah  ( aku ke rumah dia perintahkan ke sawah )
awak nak ke ladang inyo nyuruh motong para   ( aku ke ladang dia menyuruh sadap karet )

oooo...ooooo..oooi
awak nak kerumah inyo ke bawah ( aku mau ke rumah dia pergi keluar rumah )
awak nak duduk inyo malangkah (aku mau duduk dia pergi menjauh)
bilo mancalik matonyo sira ( bila melihat mata nya merah )
bila di sapo inyo malenga ( bila di sapa dia buang muka )

oooo...ooooo.....oooi
tigo tahun saumah kini ( sudah tiga tahun satu rumah)
apo nan di gawe dak kunjung jadi (setiap yang dikerjakan tidak pernah selesai)
awak macam kucing takut di lidi (aku seperti kucing yang takut di lidi)
macam ko nian kalu mintuo benci (Seperti inilah nasib kalu mertua benci)

oooo...ooooo...oooi
kalu lah idak dek sayang ka bini (kalau lah tidak sayang dengan istri )
lah mbuh nian ku nak barangkek kini ( sudah lama aku pergi lari )
pikir-pikir awak raso rugi (dipikir-pikir rasanya rugi)
bini elok di ambik kanti (Istri cantik di ambil teman)

Rony Zone : Lagu Jambi. Mak Inang (Lyrik dan Video)

Video from youtube

 


Mak Inang (Lyric Lagu)

Mak inang selendanglah mak inang
Leok ke kiri kanan lengganglah ke kanan sayang

Selamo tunang duduklah batunang hai
tiduk dak nyenyak kenyang makanlah dak kenyang

Tarentang rawe si talilah rawe
Titian tupe balek si tungganglah balek sayang

Harilah petang sawe bebunyilsh sawe hai
Hitamlah manis baleklah ngajaklah balek

Cubolsh cubo lumbang mainlah galumbang
sampai ke tepi tampah membawalah tampah sayang

Cubolah cubo mumbang menanamlah mumbang hai
nasiblah baik tuan negeri batuah

Cik siti mengepanglah yang rambut
Rambut bekepang kanan sebelahlah kanan sayang

Kalaulah sudi sambut suratlah di sambut hai
Kalaulah ngidak laman buanglah ke laman      

Rony Zone : Objek Wisata di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi

Wisata Kabupaten Tanjung Jabung Barat | Kuala Tungkal ~ Tanjung Jambung Barat Atau yang di sebut Tungkal yang bersebrangan langsung dengan Kota Batam. Banyak sekali obyek wisata di kabupaten tersebut, mungkin karena kurang terawat dan di publikasikan ke masyarakat luas jadi obyek wisata yang ada di kabupaten tersebut kurang di ketahui public, kali ini saya akan mengulas sedikit tentang obyek wisata kabupaten Tanjung Jabung Barat atau tunggkal. Ini di dapat dari berbagai sumber.

Taman Nasional Bukit Tigapuluh

Taman Nasional Bukit TigapuluhTaman Nasional Bukit Tigapuluh merupakan hutan hujan tropis dataran rendah yang mempunyai nilai konservasi luar biasa dan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi karena didalamnya terdapat 246 jenis tumbuhan obat tradisional, 51 jenis tumbuhan obat dan 8 jenis cendawan obat serta flora endemik seperti Cendawan Muko Rimau (Rafflesia hasseltii), Salo (Johannesteijsmannia altifrons) dan bunga bangkai (Amorphopalus titanium). TNBT juga tempat bernaungnya 42 jenis mamalia, 7 jenis primata, 11 jenis tupai/bajing, 193 jenis burung yang merupakan sepertiga jenis burung di Sumatera, 134 jenis kupu-kupu dan 97 jenis ikan dari 25 suku dan 52 marga.

Sebagai daerah pesisir pantai, Tanjung Jabung Barat memiliki potensi wisata bahari dengan keindahan laut dan pesisir pantai yang ditumbuhi pohon-pohon bakau yang tumbuh alami maupun reboisasi yang terpelihara untuk menjaga abrasi pantai. Anda dapat menggunakan KMV Marina, Marindo dan Tungkal Samudra maupun menyewa kapal atau pompong nelayan. Event wisata yang digelar sepanjang tahun bulan Agustus sebagai penunjang wisata bahari antara lain Festival Peduli Nelayan yang terdiri dari lomba memancing, menongkah kerang, lomba pompong nelayan, lomba perahu dan menangkap ikan cempakul.

Wisata alam air terjun Bukit Pinang Bawah

Wisata alam air terjun Bukit Pinang Bawah berada di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Tungkal Ulu sekitar 5 km dari Jalan Lintas Timur Jambi-Pekanbaru. Untuk menuju lokasi dapat ditempuh melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan roda dua dan berjalan kaki atau menggunakan perahu sampan menelusuri aliran Sungai Tantang dari Desa Suban.

Taman tungkal Ancol Beach

Taman tungkal Ancol Beach yang dikembangkan ditepian pantai Sungai Pengabuan berada di Kota Kuala Tungkal kecamatan Tungkal Ilir. Semenjak dibuka untuk umum, sepanjang tahun, sepanjang tahun selalui ramai dikunjungi wisatawan karena ditempat ini selau digelar bermacam event wisata seperti pagelaran wisata budaya dan penyambutan tamu kehormatan.

Pusat Jajanan Selera Rakyat (Pujasera) yang menyediakan berbagai macam jenis sea food khas Tanjung Jabung Barat ini berada di tepi jalan sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk datang dan menikmati makanan yang tersedia sambil menikmati ragam acara yang disiarkan oleh Tungkal Televisi melalui layar lebar.

Pasir Putih Tungkal Babu dan hutan mangrove

Pasir Putih Tungkal Babu dan hutan mangrove merupakan pantai pasir putih yang begitu indah, dengan panorama yamg eksotis karena berhadapan langsung dengan Laut China Selatan. Jarak tempuh dari pusat kota ke lokasi ini lebih kurang 40 menit dengan menggunakan perahu motor. Kawasan hutan magrove yang berfungsi menjaga abrasi pantai juga memperindah pemandangan.

Festival tahunan Hadrah dan Habsi

Festival tahunan Hadrah dan Habsi merupakan seni dan budaya yang bernuansa islami yang dikemas sebagai wisata religi yang dilaksanakan ketik menyambut tahun baru Islam dan haul Syekh Abdul Qadir Al Jailani dan juga hari-hari besar Islam lainnya.
Selain itu, juga diadakan lomba Tanglong yang dilaksanakan setiap malam bulan Ramadhan dengan memasang lampu hias dirumah masing-masing warga. Lomba ini juga membuat warna berbeda suasana malam. Arakan sahur dilaksanakan pada dini hari setiap bulan Ramadhan. Event ini telah menjadi agenda tetap setiap tahunnya. Pawai takbiran dikemas secara apik dan menarik yang selalu ditunggu masyarakat dan menjadi daya tarik bagi pendatang untuk melihat keanekaragaman budaya islami di kabupaten ini.
 
Sumber : http://informasijambi.blogspot.com