Postingan kali ini saya ingin menampilkan beberapa lambang Pemerintahan di Kabupaten / Kota di Propinsi Jambi beserta arti dalam lambang / logo pemerintahan tersebut.
Lambang Propinsi
SEPUCUK JAMBI SEMBILAN LURAH
Pada logo Provinsi Jambi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 1
tahun 1969 tertera kalimat Sepucuk Jambi Sembilan Lurah.
PENGERTIAN LAMBANG DAERAH
- Bidang dasar persegi lima :
Melambangkan jiwa dan semangat PANCASILA Rakyat Jambi.
- Enam lobang mesjid dan satu keris serta fondasi mesjid dua
susun batu diatas lima dan dibawah tujuh :
Melambangkan berdirinya daerah Jambi sebagai daerah otonom yang berhak
mengatur rumahtangganya sendiri pada tanggal 6 Januari 1957.
- Sebuah mesjid :
Melambangkan keyakinan dan ketaatan Rakyat Jambi dalam beragama.
- Keris Siginjai :
Keris Pusaka yang melambangkan kepahlawanan Rakyat Jambi menentang
penjajahan dan kezaliman menggambarkan bulan berdirinya Provinsi Jambi
pada bulan Januari.
- Cerana yang pakai kain penutup persegi sembilan :
Melambangkan Keiklasan yang bersumber pada keagungan Tuhan menjiwai Hati Nurani.
- GONG :
Melambangkan jiwa demokrasi yang tersimpul dalam pepatah adat "BULAT AIR DEK PEMBULUH, BULAT KATO DEK MUFAKAT".
- EMPAT GARIS :
Melambangkan sejarah rakyat Jambi dari kerajaan Melayu Jambi hingga menjadi Provinsi Jambi.
- Tulisan yang berbunyi: "SEPUCUK JAMBI SEMBILAN LURAH" didalam
satu pita yang bergulung tiga dan kedua belah ujungnya bersegi dua
melambangkan kebesaran kesatuan wilayah geografis 9 DAS dan lingkup
wilayah adat dari Jambi : "SIALANG BELANTAK
- BESI SAMPAI DURIAN BATAKUK RAJO DAN DIOMBAK NAN BADABUR, TANJUNG JABUNG".
sumber : http://www.jambiprov.go.id
1. Lambang Kota Jambi
Ketentuan mengenai Lambang dan
Moto Kota Jambi diatur melalui Perda No. 15 tahun 2002, tentang Lambang
Daerah Kota Jambi, yang ditetapkan di Jambi pada tanggal 21 Mei 2002,
dan ditandatangani oleh Walikota Jambi, Drs. H. Arifien Manap, MM., dan
Ketua DPRD Kota Jambi, H. Zulkifli Somad, SH., MM.
Lambang Kota
Jambi ini secara filosofis melambangkan identitas sejarah dan kebesaran
Kerajaan Melayu Jambi dahulu, dimana didalam lambang tersimpul pula
secara simbolik kondisi geografis daerah, dan
sosiokultural masyarakatnya. Makna yang tersirat dari benda-benda yang
tertera didalamnya terrinci sebagai berikut :
BENTUK DAN UKURAN
Lambang
Kota Jambi berbentuk Perisai dengan bagian yang meruncing dibawah,
dikelilingi 3 (tiga) garis dengan warna bagian luar putih, tengah
berwarna hijau dan bagian luar berwarna putih.
Garis hijau yang
mengelilingi lambang pada bagian atas lebih lebar dan didalamnya
tercantum tulisan "KOTA JAMBI" yang melambangkan nama daerah dan diapit
oleh 2 buah bintang bersudut 5 berwarna putih, yang melambangkan kondisi
kehidupan sosial masyarakat Jambi yang terdiri dari berbagai suku dan
agama memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Warna dasar lambang berwarna biru langit.
ISI DAN ARTI LAMBANG
:: Senapan/Lelo, Gong & Angsa ::
Setelah
orang Kayo Hitam menikah dengan putri Temenggung Merah Mato yang
bernama Putri Mayang Mangurai, maka oleh Temenggung Merah Mato anak dan
menantunya itu diberilah sepasang Angsa serta Perahu Kajang Lako
kemudian disuruh menghiliri aliran Sungai Batanghari untuk mencari
tempat guna mendirikan kerajaan yang baru.
Kepada
anak dan menantunya tersebut dipesankan bahwa tempat yang akan dipilih
ialah dimana sepasang Angsa naik ketebing dan mupur di tempat tersebut
selama dua hari dua malam.
Setelah beberapa
hari menghiliri Sungai Batanghari kedua Angsa naik kedarat di sebelah
hilir (Kampung Jam), kampung Tenadang namanya pada waktu itu. Dan sesuai
dengan amanah mertuanya maka Orang Kayo Hitam dan istrinya Putri Mayang
Mangurai beserta pengikutnya mulailah membangun kerajaan baru yang
kemudian disebut "Tanah Pilih", dijadikan sebagai pusat pemerintahan
kerajaannya (Kota Jambi) sekarang ini.
Sewaktu
Orang Kayo Hitam menebas untuk menerangi tempat tersebut ditemukannya
sebuah Gong dan Senapan/Lelo yang diberi nama "SITIMANG" dan "SIDJIMAT",
yang kemudian kedua benda tersebut menjadi barang Pusaka Kerajaan Jambi
yang disimpan di Museum Negeri Jambi.
:: Keris ::
Keris
tersebut bernama "KERIS SIGINJAI" dan merupakan lambang kebesaran serta
kepahlawanan Raja dan Sultan Jambi dahulu, karena barang siapa yang
memiliki keris tersebut dialah yang diakui sebagai penguasa atau
berkuasa untuk memerintah Kerajaan Jambi.
:: Garis Biru 9 Buah ::
Garis-garis
ini melambangkan luasnya wilayah Kerajaan Jambi dahulu yang meliputi 9
buah lurah dialiri oleh anak-anak sungai (batang), masing-masing bernama
:
1. Batang Asai
2. Batang Merangin
3. Batang Masurai
4. Batang Tabir
5. Batang Senamat
6. Batang Jujuhan
7. Batang Bungo
8. Batang Tebo
9. Batang Tembesi
Batang-batang ini merupakan Anak Sungai Batanghari yang keseluruhannya itu merupakan wilayah Kerajaan Jambi.
:: Garis Hijau 6 Buah ::
Garis ini melambangkan bahwa wilayah Kota Jambi dahulunya secara administratif terdiri dari 6 kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Pasar Jambi
2. Kecamatan Jambi Timur
3. Kecamatan Jambi Selatan
4. Kecamatan Telanaipura
5. Kecamatan Danau Teluk
6. Kecamatan Pelayangan
Kecamatan-kecamatan ini dibentuk dengan SK Gubernur Jambi Tanggal 5 Juni 1965 NO. 9/A-I/1965.
Pada
tahun 2002 wilayah Kota Jambi dimekarkan menjadi 8 kecamatan
yang terdiri dari 62 kelurahan berdasarkan Perda No. 35 tahun 2002. Dua
kecamatan baru tersebut adalah Kecamatan Kota Baru dan Kecamatan
Jelutung.
:: Pohon Pinang ::
Pohon
Pinang melambangkan asalnya isitlah atau perkataan "DJAMBE" dahulu yang
kemudiam dipakai sebagai nama untuk menyebut daerah ini (Keresidenan
Jambi, Propinsi Jambi dan Kota Jambi)
Istilah
"JAMBI" ini berasal dari perkataan "DJAMBE" (bahasa Jawa). Dan "DJAMBE"
ini nama sejenis Pohon Pinang. Istilah "DJAMBE" lama kelamaan berubah
menjadi "DJAMBI". Dan terakhir karena ejaan yang disempurnakan maka
istilah "DJAMBE" berubah pula menjadi JAMBI.
MOTTO "TANAH PILIH PESAKO BETUAH"
Kota
Jambi mempunyai motto "TANAH PILIH PESAKO BETUAH" yang tertera pada
sehelai Pita Emas dibawah Lambang Kota Jambi, yang mengandung pengertian
secara harfiah :
a. Tanah : permukaan bumi paling atas atau kondisi area suatu tempat.
b. Pilih : pilihan yang dipilih dari yang lain dengan teliti
c. Pesako : warisan
c. Betuah : memiliki kelebihan luar biasa (sakti) yang tidak dimiliki oleh yang lain
TANAH PILIH PESAKO BETUAH pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai berikut :
a.
Melambangkan suatu pernyataan bahwa Kota Jambi adalah berasal dari
tanah yang dipilih oleh Raja Jambi untuk dijadikan Pusat Pemerintahan
Kerajaan Melayu Jambi yang diwariskan kepada kita yang mempunyai
nilai-nilai sejarah yang sangat berharga untuk kita jaga dan pelihara
untuk kemudian kita wariskan kepada anak cucu kita kelak.
b.
Menggambarkan kehidupan masyarakat Kota Jambi yang rukun, damai, aman,
makmur dan sejahtera lahir-batin karena mengutamakan kegotongroyongan.
TANAH PILIH PESAKO BETUAH secara filosofis mengandung pengertian sebagai berikut :
"Bahwa
Kota Jambi sebagai Pusat Pemerintahan Kota sekaligus sebagai
Pusat Sosial Ekonomi serta Kebudayaan juga mencerminkan jiwa
masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga dan kelompok
maupun secara institusional yang lebih luas, berpegang teguh dan
terikat pada nilai-nilai adat istiadat dan hukum adat serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku."
sumber : http://www.kotajambi.go.id
2. Lambang Kabupaten Muaro Jambi
MOTTO
"SAILUN SALIMBAI"
MAKNA
Semangat Kebersamaan/gotong-royong dalam segala aspek kehidupan masyarakat
Melambangkan perlindungan dan pertahanan dalam persatuan adat bersendi sarak
Melambangkan agama yang dianut sebagian besar penduduk Kabupaten Muaro Jambi yaitu Agama Islam.
Melambangkan bahwa tidak ada tempat bagi orang yang tidak beragama di Kabupaten Muaro Jambi.
- ENAM GERBANG PINTU MESJID
Melambangkan 6 (enam) kecamatan awal terbentuknya Kabupaten Muaro Jambi
- TIGA PULUH BUAH VENTILASI
Melambangkan jumlah awal keanggotaan DPRD Kabupaten Muaro Jambi
Melambangkan bahwa sebagian Kabupaten Muaro Jambi dilalui Sungai Batang Hari dan terputus karena melalui Kota Jambi.
Melambangkan salah satu potensi kehidupan dan sarana perhubungan masa lalu dan sekarang.
- SELARAS DINDING CANDI 12 TINGKAT
Melambangkan Hari jadi Kabupaten Muaro Jambi yaitu pada tanggal 12
Melambangkan Bulan Hari jadi Kabupaten Muaro Jambi yaitu pada bulan Oktober
- PONDASI CANDI, 9 PETAK KANAN, 9 PETAK KIRI
Melambangkan Tahun jadi kepahlawanan dan semangat perjuangan untuk menuju cita-cita
Melambangkan jiwa kepahlawanan dan semagat perjuangan untuk menuju cita-cita
Melambangkan Potensi perkebunan masa lalu. sekarang dan akan datang di Kabupaten Muaro Jambi
- MENARA PERTAMBANGAN MINYAK
Melambangkan potensi/aset minyak di Kabupaten Muaro Jambi
Melambangkan Pendidikan, dimana buku merupakan sumber dari Ilmu Pengetahuan.
Sumber : http://www.muarojambi.go.id/
3. Lambang Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar)
ARTI LAMBANG DAERAH
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
|
( Disahkan pada tanggal 20 Maret 2002 oleh DPRD Tanjab Barat )
|
|
4. Lambang Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim)
1. Pada Lambang Daerah Bagian Atas bertulis “Tanjung Jabung Timur“, berwarna hitam dengan dasar putih.
2. Garis Tepi yang melingkari Lambang Daerah berwarna hitam.
3. Bidang Dasar Lambang berbentuk Persegi Lima melambangkan jiwa dan semangat Pancasila dari masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
4. Padi dan Kapas
- Melambangkan cita-cita masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam menciptakan dan mencapai kemakmuran sandang dan pangan.
- Padi
berjumlah 21 melambangkan tanggal, kapas berjumlah 10 melambangkan
bulan dengan arti bahwa Kabupaten Tanjung Timur secara resmi berdiri
pada tanggal, 21 Oktober 1999.
5. Api dan Obor : melambangkan Potensi Kabupaten Tanjung Jabung Timur kaya akan minyak dan gas bumi.
6. Gapura : Pintu Gerbang, karena Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan pintu masuk ke Provinsi Jambi melalui jalur air/sungai.
- Pada Gapura terdapat Kubah Masjid melambangkan mayoritas masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur beragama Islam.
- Pada Bagian Gapura terdapat Enam Pintu
melambangkan enam Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan
selalu membuka kerjasama dengan wilayah lain dalam upaya menciptakan
perdamaian dan kemakmuran rakyatnya.
7. Tiga Susun Tangga : Melambangkan sejak berdirinya Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat 3 (tiga) Kelurahan.
8. Enam Buah Kotak Persegitiga : Merupakan salah satu senjata masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat 6 (enam) Kecamatan.
9. Senjata Kampilan :
merupakan salah satu senjata masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur
melambangkan sifat-sifat patriotik, keperwiraan dan kepahlawanan dari
masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam menegakkan kebenaran.
10. Gong
: melambangkan adat istiadat Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu
berupa penyampaian pesan untuk bermusyawarah dari pemerintah kepada
masyarakat.
11. Pelabuhan Samudera :
- Pelabuhan Samudera merupakan pelabuhan Internasional pusat pelabuhan di Provinsi Jambi.
- Pada
Sisi Pelabuhan Samudera terdapat kotak-kotak yang berbentuk jajaran
genjang terdiri dari 9 kota berwarna hitam dan 9 kotak berwarna kuning
melambangkan Tahun 1999 berdirinya Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
12. Perahu Lancang Kuning
: merupakan budaya masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur, perahu
lancang kuning sebagai alat transportasi dan alat mencari ikan di laut
(nelayan) dan mengangkut hasil bumi yang masih bertahan sampai sekarang.
13. Pita
yang bertuliskan : “ Sepujuk Nipah Serumpun Nibung “ merupakan semboyan
ke gotong-royongan, persatuan dan kesatuan serta musyawarah dan
mufakat masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur bekerjasama dengan
pemerintah, Lembaga adat dan Legislatif.
- SEPUCUK NIPAH : melambangkan antara Pemerintah, Lembaga adat dan Legislatif yang senantiasa mengayumi masyarakat.
- SERUMPUN
NIBUNG : melambangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri dari
berbagai etnis (suku) namun mereka tetap bersatu dalam membangun
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
- NIPAH
: sejenis tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat dipinggiran sungai di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagian besar dipergunakan untuk atap
rumah.
- NIBUNG
: sejenis tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, dapat dipergunakan untuk tongkat atau tiang, lantai dan
dinding rumah.
Sumber : http://tanjabtimkab.go.id/ |
5. Lambang Kabupaten Batang Hari
1. Lambang berbentuk perisai segi lima dilingkari garis putih yang mengandung makna
kesucian.
2. Didalamnya terdapat warna, sebagai berikut :
· Warna Hijau, melambangkan kesuburan.
· Warna Kuning, melambangkan kekayaan alam dan keagungan serta kebesaran rakyat
Batanghari.
· Warna Biru, menunjukkan sungai Batanghari yang mengalir membelah Kabupaten Batanghari.
3. Dalam perisai terdapat gambar :
· Sungai bercabang dua menunjukkan geografi Batanghari, satu cabang ke kiri adalah
sungai Batang Tembesi dan cabang ke kanan sungai Batanghari.
· Keris Siginjai, melambangkan kejayaan kerajaan dan perjuangan rakyat Jambi termasuk
rakyat Kab. Batanghari.
· Menara Minyak, melambangkan banyaknya terdapat tambang minyak sebagai komoditi
utama.
· Pohon Karet, melambangkan akan kesuburan dan kekayaan alam.
· Puncak Mesjid, melambangkan masyarakat Batanghari yang agamis terutama agama islam.
Didalam lambang terdapat tulisan Kab. Batanghari sebagai nama kabupaten dan “Serentak Bak Regam, yang artinya menunjukkan watak dan adat rakyat
kab. Batanghari yang seiya sekata (musyawarah dan mufakat).
6. Lambang Kabupaten tebo
1. Perisai persegi lima melambangkan Rukun Islam dan Ideologi Pancasila
2. Kubah Mesjid melambangkan bahwa mayoritas Penduduk Kabupaten Tebo beragama Islam
3. Pintu
atau kotak-kotak pada kubah mesjid yang terdiri dari enam buah
melambangkan bahwa
pada saat pembentukan Kabupaten Tebo terdiri dari
enam kecamatan
4. Padi nan duo belas kapas nan sepuluh melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran serta
tanggal bulan berdirinya Kabupaten Tebo
5. Rantai
sembilan di sebelah kanan dan sembilan di sebelah kiri melambangkan
persatuan dan
kesatuan serta tahun berdirinya Kabupaten Tebo
6. Kajang Lako melambangkan kebesaran dan merupakan alat transportasi pada masa
Kesultanan Jambi
7. Gong melambangkan salah satu alat komunikasi dan alat kesenian masyarakat Kabupaten Tebo
8. Tali berpintal tigo yang mengikat gong melambangkan kesenian adat, syara' dan Pemrintah
9. Keris
berlengkuk tujuh yang tidak memakai ulu melambangkan kepatuhan terhadap
hukum
serta semangat menolak yang bathil dan khufur, tujuh bilangan
ganjil berarti tidak memihak
10. Galah
dan Dayung, Galah adalah menunjukkan tekat untuk maju dan penolakan
terhadap
budaya asing yang negatif, Dayung adalah tanda kekompakan,
kebersamaan dan bahu
membahu untuk mencapai tujuan bersama
11. Sungai melambangkan bahwa Kabupaten Tebo didominasi oleh daerah aliran sungai dan juga
merupakan sarana transportasi masyarakat
12. Pita yang bertuliskan "SERENTAK GALAH SERENGKUH DAYUNG" melambangkan identitas sosial,
jatidiri, masyarakat Kabupaten Tebo
13. Keluk Paku dalam Tudung layar Kajang Lako melambangkan ragam bias Kabupaten Tebo
7. Lambang Kabupaten Bungo
Lambang
bagi suatu daerah memiliki arti yang teramat dalam. Dari suatu lambang
dapat di ketahui karakteristik suatu daerah dan juga kehidupan
masyarakatnya. Begitu bermaknanya arti sebuah lambang, maka untuk
membuatnyapun tidak segampang membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan
orang-orang yang pandai untuk membuat suatu lambang dan arti dari
lambang yang dibuat tersebut.
Sampai
saat ini, mungkin masih sedikit masyarakat Bungo yang mengetahui arti
dari setiap gambar dan garis yang ada pada lambang Kabupaten Bungo.
Jumlah Kelopak Bunga Jambu Lipo Sebanyak 8 Helai
Melambangkan
Kabupaten Bungo terdiri dari 8 buah eks marga yaitu Bathin II Ilir,
Bathin II Babeko, Bathin VII Pelepat, Bathin III Ulu, Bathin V/VII Tanah
Tumbuh, Tanah Sepenggal dan Jujuhan. Kemudian Bathin II Ilir dan Bathin
II Babeko menjadi Kecamatan Muara Bungo, Bathin II Ulu dan Bathin VII
menjadi Kecamatan Rantau Pandan, Marga Pelepat Menjadi Kecamatan
Pelepat, Bathin V/VII menjadi Kecamatan Tanah Tumbuh, Marga Tanah
Sepenggal menjadi Kecamatan Tanah Sepengggal dan Marga Jujuhan menjadi
Kecamatan Jujuhan.
Ketayo Pelito dan Keris dengan latar belakang gung
Ketoya
Pelito merupakan alat penerang/lampu, karya khas masyarakat Bungo serta
Simbolis mengandung arti sebagai pelita yang tak kunjung padam adalah
simbol masyarakat daerah ini yang tak kenal menyerah.
Keris dengan Lima Letukan Ujung Lancip yang berdiri tegak lurus dibelakang ketayo
Adalah lambang perjuangan menentang
penjajahan dan kemelaratan, dimana hal ini merupakan semangat juang
terus hidup sepanjang zaman berdasarkan dan dipimpin oleh hikmah.
Serta melambangkan lima induk UU sebagai dasar hukum (adat), dasar kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Kubah Mesjid
Melambangkan
keagamaan dan ketaqwaan serta kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa,
di mana masyarakat Kabupaten Bungo sangat meyakini dalam semua aspirasi
dan etika masyarakat tidak akan tercapai tanpa ridho Tuhan YME, karena
kepada-Nya lah manusia berserah diri.
Sembilan Belas Biji Padi dan Sepuluh Kuntum Bungo Dani saling impit rangkai diikat sebuah pita
Melambangkan
kemakmuran dan kebahagiaan masyarakat. Sedangkan jumlah biji sebanyak
19 buah sebagai lambang 19 dan 10 kuntum Bungo Dani sebagai lambang
bulan 10, dimana tanggal dan bulan ini Daerah Tingkat II Kabupaten Bungo
Tebo di resmikan yang tetap dipertahankan simbol Kabupaten Bungo
sebagai kabupaten induk.
Pita Bertulis Motto Kabupaten Bungo dalam bahasa daerah bertulis langkah serentak limbai seayun yang bermaksud :
v Sebagai pernyataan bahwa anak negeri mempunyai sifat watak dan pendirian. Satu kata lahir dengan batin, sekato mulut dengan hati, satu kato dengan pembicaraan.
v Anak
negeri seiyo sekato bersama-sama pemimpin dalam membangun derah,
mengutamakan musyawarah dan mufakat, memelihara persatuan dan kesatuan
untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
v Masyarakat Kabupaten Bungo yang berdiam didalam negeri berpagar.
Undang,
rumah berpagar adat, tepian berpagar baso, haruslah tudung menudung bak
daun sirih, jahit menjahit bak daun petai, hati gajah sama dilapah,
hati tungau sama dicecah, adat sama diisi, lembgo sama-sama dituang,
peritah samo dipatuhi, bak saluko adat Berat samo dipikul ringan
samo dijinjing, kebukit samo mendaki kelurah samo menurun ado samo
dimakan idak samo dicari, seciap bak ayam sedencing bak besi, kok malang
samo merugi bak balado samo mendapat serta terendam samo basah terampai
samo kering.
Anak
Negeri seukur, satu kata batin dengan penghulu (pimpinan) selarik
sejajar, cerdik sehukum, malam seagama, tuo-tou searah seayun, anak-anak
negeri seiyo sekato barulah bumi aman padi menjadi, rumput mudo
kerbaunyo gemuk, baumo mendapat padi, menambang mendapat emeh (emas),
buah-buahan segalo menjadi, baru basuo bak kato seluko adat keayik
cemetik keno, kedarat durian gugur, lemang terbujur diatas dapur, anak
negeri aman makmur.
Garis tebal berliku-liku sebanyak empat buah melambangkan
adanya empat sungai besar dalam daerah Kabupaten Bungo yaitu Sungai
Batang Tebo, Sungai Batang Bungo, Sungai Batang Pelepat dan Sungai
Batang Jujuhan, dimana sungai-sungai tersebut sangat potensial sebagai
sumber kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Dua garis tebal vertikel dan dua buah garis horizontal yang menjadi enam buah ruang yang hampir sama ukurannya.
Melambangkan bahwa Kabupaten Bungo adalah sebanyak enam kecamatan yaitu Muara Bungo, Tanah Tumbuh, Pelepat, Tanah Sepenggal, Rantau Pandan dan Jujuhan.
Rantai yang terletak pada posisi antara dua garis tebal
melambangkan Kabupaten Bungo sebagai kabupaten induk berdiri tahun
1945. Sebagai simbol persatuan dan disiplin, sedangkan mata rantai yang
berjumlah 65 buah melambangkan tahun 65 (1965) sebagai tahun berdirinya Kabupaten Bungo.
WARNA LAMBANG
v Merah, lambang keberanian yang terletak pada tulisan langkah Serentak Limbai Seayun dan Kabupaten Bungo serta pada api.
v Hijau, lambang kesuburan terletak pada dasar lambang (hijau muda) dan kubah mesjid.
v Kuning, lambang kebesaran terletak pada padi, gung dan latar belakang kubah mesjid.
v Hitam, lambang kesetiaan terletak pada dua garis tebal pinggir dan garis pembagi lambang.
v Putih, lambang kesucian terletak pada pita, kelompak Jambu Lipo dan pada Bungo Dani.
PERGERTIAN LAMBANG
v Keagamaan, disimbolkan dengan melambangkan Kubah Mesjid.
v Perjuangan, disimbolkan dengan Keris dan Pelito.
v Perikehidupan rakyat, disimbolkan dengan padi dan Garis Sungai.
v Kebudayaan, disimbolkan dengan Ketayo dan Gung.
Sumber : http://www.bungokab.go.id
8. Lambang kabupaten Sarolangun
Unsur – Unsur, Arti dan Makna Serta Warna Lambang
Kab. Sarolangun
* Bentuk Lambang Persegi Lima :
Melambangkan kesetiaan Kabupaten Sarolangun pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Dasar Negara “ Pancasila ”.
* Perisai Berwarna Merah :
Melambangkan
keberanian dan jiwa patriotism rakyat Kabupaten Sarolangun dalam
menentang penjajahan pada masa lalu untuk mempertahankan kedaulatan
wilayahnya.
* Dasar Warna Biru :
Melambangkan alam Kabupaten Sarolangun yang masih tenteram dan damai.
* Dasar Warna Hijau Berbukit-bukit :
Melambangkan
wilayah Kabupaten Sarolangun yang masih subur makmur dengan bukit –
bukit yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi Daerah Pertanian,
Perkebunan dan Pertambangan. Bukit tersebut yaitu : Bukit Bulan, Bukit
Tujuh, Bukit Rayo, Perbukitan Bantang Asai dan Cagar Alam Bukit Dua
Belas.
* Qubah Masjid dan Lima Pintu Masjid :
Melambangkan
ketaatan masyarakat Kabupaten Sarolangun dalam menjalankan ibadahnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mengamalkan seluruh isi sila-sila dari
Pancasila.
* Tiga Tingkat Bangunan di Bawah Pucuk Masjid Berwarna Putih :
Melambangkan
tampuk Pemerintahan Kabupaten Sarolangun yang terdiri dari eksekutif
dan legislative serta mengikutsertakan masyarakat dalam membangun
daerahnya disegala bidang dengan hati dan tulus ikhlas.
Jembatan Duo Sebandung :
Melambangkan
cirri khas Kabupaten Sarolangun dengan adanya jembatan yang menjadi
penghubung dan alat pemersatu dalam dan luar kota yang sangat berperan
bagi pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Sarolangun.
* Empat Ruas Jembatan Gantung :
Melambangkan adanya empat kelurahan di Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun sewaktu Kabupaten ini berdiri.
* Lima Ruas Jembatan Lintas :
Melambangkan
Lima sungai yang ada di Kabupaten Sarolangun, yaitu : Sungai Batang
Asai, Batang Limun, Batang Air Hitam, Batang Merangin, dan Batang
Tembesi.
* Kapas Warna Hitam :
Melambangkan Kesejahteraan Kabupaten Sarolangun.
* Tali Warna Coklat Tua :
Melambangkan ikatan persaudaraan dan tenggang rasa pada masyarakat Kabupaten Sarolangun.
* Padi Warna Kuning Emas :
Melambangkan kemakmuran masyarakat Kabupaten Sarolangun.
* Jumlah Kapas Dua Belas Tangkai Sepuluh Gelung, Dan Padi Kiri dan Kanan Berjumlah Sembilan Butir :
Melambangkan peresmian berdirinya Kabupaten Sarolangun pada tanggal 12 Oktober 1999.
* Warna Orange :
Melambangkan kemesraan dan keramahtamahan masyarakat Kabupaten Sarolangun.
* Warna Kuning :
Melambangkan kemuliaan hati masyarakat Kabupaten Sarolangun.
* Balai Adat :
Melambangkan tempat silang dan berpatut, tempat kusut berselesai.
* Warna Hitam Atap Balai Adat :
Melambangkan persatuan dan kesatuan Kabupaten Sarolangun.
* Satu Pintu dan Dua Jendela (Rumah) Adat :
Melambangkan
pintu keluar masuknya Pimpinan Adat dalam menyelesaikan masalah adat
(kusut tempat selesai, silang tempat berpatut) oleh Tiga Pimpinan, yaitu
: Pimpinan Adat, Pimpinan Syarak, dan Pimpinan Pemerintahan yang
disebut tali tigo sepilin.
* Enam Ruas Pintu Tengah Balai Adat :
Melambangkan
Enam Kecamatan yang ada sewaktu berdirinya Kabupaten Sarolangun, yaitu :
Kecamatan Sarolangun, Pauh, Mandiangin, Pelawan Singkut, Limun, dan
Batang Asai.
* Dua Belas Takah Tangga Warna Putih :
Melambangkan
adanya dua belas Margo yang ada di kabupaten Sarolangun sebagai
asal-usul berdirinya kecamatan yang ada di Kabupaten Sarolangun. Marga
tersebut yaitu :
1. Marga Batin V Sarolangun
2. Marga Batin VII Tanjung
3. Marga Simpang Tiga Pauh
4. Marga Air Hitam
5. Marga Batin VI Mandiangin
6. Marga Pelawan
7. Marga Datuk Nan Tigo
8. Marga Cermin Nan Gedang
9. Marga Bukit Bulan
10. Marga Batang Asai
11. Marga Sungai Pinang
12. Marga Batin Pengambang
* Sebuah Keris Lekuk Sembilan Warna Kuning Emas :
Melambangkan Kabupaten Sarolangun berada di bawah naungan sebuah Propinsi yang berlambang “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah “.
* Sebuah Gong :
Melambangkan kebudayaan dan Adat Istiadat Kabupaten Sarolangun , yaitu berupa penyampaian pesan dari bathin kepada masyarakat.
* Warna Coklat Muda Dinding Rumah :
Melambangkan
tonggak penghubung antara adat dan sara’ yang tersimpul dalam pepatah
adat yang berbunyi “Adat Bersendi Sara’, Sara’ Bersendi Kitabullah”.
* Motto Lambang Daerah “ Sepucuk Adat Serumpun Pseko”
Melambangkan
Masyarakat Kabupaten Sarolangun bersama Pemerintah Daerah selalu
menjunjung tinggi adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari yang
merupakan bagian dari pusako Nenek Moyang yang sudah turun temurun dan
merupakan warisan dan nilai budaya yang harus dilestarikan dan
dikembangkan.
9. Lambang Kabupaten Merangin (Bangko)
1. Warna merah melekat pada lis pinggir Lambang Daerah yang bersegi lima :
melambangkan keberanian.
2. Warna biru terdapat pada dasar lambang daerah : melambangkan ketenteraman dan ketenangan.
3. Warna biru laut terdapat pada gunung dan bukit : melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
4. Warna hijau daun terdapat pada kelopak bunga kapas : melambangkan kesejahteraan.
5. Warna kuning emas dan kuning tua terdapat pada rantai, padim dinding rumah adat dan gong melambangkan keuangan dan kejayaan.
6. Warna
putih dan putih perak terdapat pada seloko, mata pedang, mangkok
sadapan karet, kubah mesjid, selubung cerano, bunga kapas dan mata gong :
melambangkan kesucian.
7. Warna coklat terdapat pada pohon karet dan kaki cerano : melambangkan kemakmuran.
8. Warna
merah kuning terdapat pada batu bata 2 tingkat : melambangkan kondisi
tanah
yang ada di kabupaten Merangin 11,52% berwarna merah kuning
(padsolid).
10. Lambang Kabupaten Kerinci
A. Dasar Biru
Daerah kerinci terletak dipegunungan
B. Gunung dengan warna biru tua
Gunung kerinci menunjukkan kebesaran alam Kerinci
C. Masjid
Melambangkan keteguhan masyarakat Kerinci terhadap Tuhan Yang Maha Esa
D. Jenjang sebanyak 5 buah
Penduduk kerinci mayoritas beragama islam dan taat menjalankan rukun Islam yang lima
E. Lima buah jenjang dibawah masjid
Menggambarkan penjiwaan penduduk akan pancasila
F. Keris
Menunjukkan kepahlawanan Rakyat Kerinci
G. Gong
Menunjukkan persatuan Rakyat dan Ketinggian Kebudayaan
H. Padi
a. Sepuluh di sebelah kiri menunjukkan tanggal 10
b. Sebelas disebelah kanan menunjukkan tanggal 11 (angka kelahiran kabupaten kerinci)
I. Daun
Lima helai di bagian kiri dan delapan helai di sebelah kanan menunjukkan tahun berdirinya Kabupaten
Kerinci yakni 1958
J. Empat kunci
Menunjukkan empat jenis pemuka masyarakat, yaitu: Alim ulama, depati ninik mamak, unsur pemerintah
dan pemuda
K. Tulisan “Sakti Alam Kerinci”
Merupakan moto/semboyan Pemerintah Kabupaten Kerinci
11. Lambang Kota Sungai Penuh
1. Pigura
Diambil dari bentuk atap rumah adat Kota Sungai Penuh.
2. Pintu mesjid berjumlah 8 (Delapan)
Tanggal terbentuknya Kota Sungai Penuh yaitu tangal 8 (delapan). Pucuk Larangan atau Undang yang
delapan.
3. Garis-garis yang melingkari Gong adalah Gema Gong berjumlah 11 (sebelas) garis
Tanggal terbentuknya Kota Sungai Penuh yaitu tangal 8 (delapan). Pucuk Larangan atau Undang yang
delapan.
4. Padi dan Kapas (Padi = 20 Butir,Kapas = 8 Buah)
Cita-cita Pemerintah Kota Sungai Penuh untuk mewujudkan Kondisi
Masyarakat yang makmur sejahtera
dalam sandang dan pangan. Padi 20 Butir
dan Kapas 8 buah adalah tahun terbentuknya Kota Sungai
Penuh yaitu
Tahun 2008.
5. Gong
Kekuatan Kebudayaan dan adat istiadat Kota Sungai Penuh. Mempertahankan
Kedaulatan Daerah.
Penyampaian pesan dari bathin kepada masyarakat.
Bermusyawarah untuk mufakat.
6. Mesjid Agung Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh
Mesjid Agung Kota Sungai Penuh adalah ikon Kota Sungai Penuh yang
menyimpan sejarah
(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Cagar
Budaya) dan merupakan kebanggan masyarakat
Kota Sungai Penuh dengan atap
bertumpang 3 (tiga), berkaitan dengan 3 (tiga) filosofi hidup yang
dijalankan sehari-hari, yaitu :
a. berpucuk satu, melambangkan bahwa masyarakat Kota Sungai Penuh beriman kepada Tuhan Yang
Maha Esa;
b. berjurai empat, melambangkan Kaum 4 jenis bersatu (Ulama, Adat, Cendikiawan dan Pemuda) dalam
pembangunan Kota Sungai Penuh
c. bertumpang tiga, adalah melambangkan keteguhan masyarakat dalam
menjaga 3 pusaka yang telah
diwariskan secara turun temurun yaitu pusaka
Teganai, pusaka Ninik Mamak dan pusaka Depati.
7. Bintang Bersudut Lima
Kesetiaan Masyarakat Kota Sungai Penuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berazaskan Pancasila
8. Keris
Sebagai Pusaka Suci peninggalan Depati-Depati yang melambang kan
perjuangan rakyat Kota Sungai
Penuh. Simbol dari menjunjung tinggi adat
istiadat
9. Bunga melati air
Adalah stempel/cap yang tertera pada piagam/surat kuno baik yang berasal
dari Jambi maupun Sumatera
Barat masih banyak tersimpan pada
tokoh-tokoh adat Kota Sungai Penuh. Ini bermakna secara
kekerabatan Kota
Sungai Penuh memiliki hubungan dengan Sumatera Barat, sedangkan dengan
Jambi
merupakan hubungan administrasi Pemerintahan yaitu Kota Sungai
Penuh merupakan salah satu
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi.
10.Tulisan Incung
Tulisan Incung Kuno yang terdapat hampir disetiap benda Pusaka Kota
Sungai Penuh, tulisan ini telah
digabungkan dan terbentuklah tulisan
incung yang artinya "SAHALUN SUHAK SALATUH
BDEI". Ini berarti pula
bahwa masyarakat Kota Sungai dari dulu sudah bisa menulis/membaca dan
mempunyai SDM yang baik untuk berkomunikasi/bermasyarakat serta
melakukan kegaiatan lain dalam
kehidupan sehari-hari.
11.Sahalun Suhak Salatuh Bdei (motto daerah)
Merupakan semboyan yang memperlihatkan kekompakan dan selalu
bermusyawarah untuk bermufakat
dalam setiap pengambilan keputusan
dengan satu kata dan perbuatan.
12.Latar Belakang perbukitan dan hamparan sawah
Sebagian dari wilayah Kota Sungai Penuh merupakan perbukitan yang kaya
akan potensi wisata
alam. Hamparan lahan subur/ persawahan.Topografi
perbukitan dan hamparan merupakan potensi
sekaligus bentuk bentang alam
Kota Sungai Penuh.Sungai Penuh ditetapkan sebagai Ibukota Kerinci
berdasarkan besluit Pemerintah Belanda Nomor 13 Tahun 1909 tanggal 3
November 1909
(STB Nomor 523).
13.Gambar ukiran keluk paku kacang belimbing
Masyarakat Kota Sungai Penuh dalam menuntut ilmu tidak ada
henti-hentinya seperti keluk paku dan
akar kacang belimbing yang tidak
bertemu ujung dan pangkalnya, menjalar terus menerus.