Rony Zone >> Pengendalian Hama Wereng Coklat Pada Tanaman Padi

Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) sampai saat ini masih dianggap hama utama pada pertanaman padi, karena kerusakan yang diakibatkan cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim tanam. Kerusakan pada pertanaman dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. secara langsung karena wereng coklat menghisap cairan sel tanaman padi, sehingga tanaman menjadi kering dan akhirnya mati. secara tidak langsung karena serangan wereng coklat dapat menjadi vektor penyakit virus kerdil dan kerdil hampa.

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN WERENG COKELAT
Wereng cokelat mempunyai biotik potensial yang tinggi, diantaranya dapat memanfaatkan makanan dalamjumlah banyak dalam waktu yang singkat, sehingga menimbulkan kerusakan yang tidak sedikit.  Wereng cokelat termasuk serangga r-strategik yang mempunyai ciri: 
  1. Berkembang biak dengan cepat,
  2. Mampu mempergunakan sumber makanan dengan baik sebelum serangga lain ikut berkompetisi,
  3.  Serangga dapat menemukan habitat baru dengan cepat sebelum habitat lama tidak berguna lagi.
Karena kemampuan biotik potensial yang tinggi dan biological clock yang dimilikinya, sehingga wereng cokelat dapat berkembang biak di musim hujan dan musim kemarau yang banyak hujannya atau saat terjadi La Nina.
Berdasarkan laju pertumbuhan wereng cokelat pada lingkungan tanpa batas, dari satu pasang wereng cokelat dalam waktu 90 hari menghasilkan keturunan sebanyak 10.000 ekor betina.  Bila nisbah jantan : betina adalah 1:1, maka satu pasang wereng cokelat selama 3 bulan menghasilkan keturunan sebanyak 20.000 ekor.
Di alam tidak terjadi hal seperti tersebut di atas karena ada faktor biotik dan abiotik yang dapat mempengaruhi perkembangan wereng cokelat.  Dari 656 telur wereng cokelat 70.8 telur (10,8%) menetas menjadi nimfa, sedangkan 89,2% telur mati akibat tidak menetas (9,5%), terserang parasit Anargus dan Oligosita (59,9%), serta dimangsa predator Cytorhinus lividipennis (20%).  Dari jumlah nimfa tersebut akan menjadi dewasa hanya 1,4% saja.

cara pengendaliannnya :
1. Tanam Padi Serempak
Pola Tanaman serempak dalam areal yang luas dan tidak dibatasi oleh batas administrasi dapat mengantisipasi penyebaran serangan hama wereng coklat, karena jikat tidak serempak, hama dapat berpindah-pindah kelahan padi yang belum panen. wereng coklat terbang bermigrasi tidak dapat dihalangi sungai atau lautan.

2. Perangkap Lampu
Perangkap lampu merupakan perangkap yang paling umum untuk pemantauan migrasi dan pendugaan populasi serangga yang tertarik pada cahaya, khususnya wereng coklat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap lampu antara lain, kekontrasan lampu yang digunakan pada perangkap lampu yang terdapat di sekitarnya. Semakin kontras cahaya lampu yang digunakan maka akan luas jangkauan tangkapannya. Kemampuan serangga untuk menghindari lampu perangkap yang dipasang.
Perangkap lampu dipasang pada pematang (tempat) yang bebas dari naungan dengan ketinggian sekitar 1,5 meter diatas permukaan tanah. Lampu yang digunakan adalah lampu pijar 40 watt dengan voltase 220 volt. Lampu dinyalakan pada jam 18.00 sampai dengan 06.00 pagi. Agar serangga yang tertangkap tidak terbang lagi, maka pada penampungan serangga yang berisi air ditambahkan sedikit deterjen.
Keputusan yang diambil setelah ada wereng pada perangkap lampu, yaitu wereng-wereng yang tertangkap dikubur, atau keringkan pertanaman padi sampai retak, dan segera setelah dikeringkan kendalikan wereng pada tanaman padi dengan insektisida yang direkomendasikan.

3. Pestisida Nabati

Resep I
Bahan: Serbuk gergaji kayu pinus (Pinus merkusii)
Cara Pembuatan & Pemakaian:
  1. Serbuk gergaji kayu pinus dikeringkan di bawah sinar matahari.
  2. Sebarkan di area sawah yang terkena serangan wereng coklat.
Serbuk kayu pinus dapat menghambat penetasan telur wereng coklat.

Resep 2

Bahan baku:5 kg daun tembakau (daun tembakau yang sudah dirajang dan dikeringkan)
Cara pembuatan & Pemakaian:
  1. Daun tembakau disiram dengan air panas sebanyak 5 liter dan didiamkan sampai dingin.
  2. Air rendaman disaring.
  3. Larutkan dengan air dengan air sebanyak 250 kali. Atau untuk setiap 15 L ditambahkan 60 cc rendaman air tembakau.
  4. Semprotkan secara merata pada tanaman padi yang terserang hama.
Kegunaan lain: resep ini juga bisa untuk mengatasi serangan aphis dan pengerek batang.


4. Penggunaan Insektisida Kimiawi
  1.  Keringkan pertanaman padi sebelum aplikasi insektisida baik yang disemprot atau butiran
  2.  Aplikasi insektisida dilakukan saat air embun tidak ada, yaitu antara pukul 08.00 pagi sampai pukul 11.00, dilanjutkan sore hari. Insektisida harus sampai pada batang pagi.
  3. Tepat dosis dan jenis yaitu berbahan aktif buprofezin, BPMC, fipronil dan imidakloprid.
  4. Tepat air pelarut 400-500 liter air per hektar.

Beberapa insektisida yang direkomendasikan untuk menghasilkan hama wereng coklat.
No
Nama bahan Aktif Nama Produk Dosis Pemakaian Konsentrasi Pemakaian
1 Buprofezin BUPROSIDA 100EC 0,25-0,5  L/ha 0,5 – ml/L
2 BPMC SIDABAS 500 EC NAGA 500 EC
BONA 500 EC
1-2 L/ha 1-2 L/ha
1-2 L/ha
2 – 4 ml/L 2 – 4 ml/L
2 – 4 ml/L
3 Fipronil FIPROS 55 SC 0,5 – 1 L/ha 1 – 2 ml/L
4 Imidaklprid TOP DOR 10 WP 0,125 – 0,25 kg/ha 0,25 – 0,5


sumber referensi :
Tabloid Sinar Tani
http://isroi.wordpress.com/2010/04/09/pestisida-nabati-wereng-coklat/
http://distanhut.bogorkab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=134&Itemid=188

4 komentar: